Suatu hari saya mendengar seseorang berkata, “Kejadian itu sudah ditakdirkan oleh-Nya.”
Apakah pernyataan itu benar sepenuhnya?
Konteks kalimat, “Kejadian itu sudah ditakdirkan oleh-Nya,” mengandung penerimaan dan kepasrahan mutlak yang seolah tidak bisa diganggu-gugat. Kalimat itu menyuruh kita bungkam dan menerima kejadian yang memang tidak bisa kita hindari.
Saya lebih nyaman ketika mengucapkan, “Kejadian itu memang ditakdirkan oleh-Nya, tapi…”