Berpikir Tentang Bencana Alam

Suatu hari saya mendengar seseorang berkata, “Kejadian itu sudah ditakdirkan oleh-Nya.”

Apakah pernyataan itu benar sepenuhnya?

Konteks kalimat, “Kejadian itu sudah ditakdirkan oleh-Nya,” mengandung penerimaan dan kepasrahan mutlak yang seolah tidak bisa diganggu-gugat. Kalimat itu menyuruh kita bungkam dan menerima kejadian yang memang tidak bisa kita hindari.

Saya lebih nyaman ketika mengucapkan, “Kejadian itu memang ditakdirkan oleh-Nya, tapi…”

Kita bisa memilih menerima dan pasrah secara mutlak atau menerima tetapi berpikir. Dalam agama Islam, di dalam Al-Qur’an Allah berkali-kali bertanya, “Apakah kamu tidak berpikir?”

Kalimat, “Kejadian itu sudah ditakdirkan oleh-Nya,” ternyata bisa berkembang menjadi, “Kejadian itu sudah ditakdirkan oleh-Nya, kita tidak bisa menghentikan bencana alam.”

Berbicara bencana alam, lucu sekali jika mengaitkan dengan frasa ‘menghentikan’. Tidak ada manusia yang berdaya melawan frasa tersebut karena sejatinya manusia tidak diarahkan untuk condong ke sana. “Apakah kamu tidak berpikir?” kata Allah dalam Al-Qur’an diarahkan agar manusia berpikir secara logis dan religius. Manusia berpikir secara logis tentang mitigasi, yaitu usaha atau ikhtiar untuk mengurangi dampak bencana.

Kita sering mendengar kombinasi kata: Doa, Usaha, Tawakkal. Namun, kadang kita lupa Usaha lalu latah berkata, “Kejadian itu sudah ditakdirkan oleh-Nya.”

Jadi, kita tidak bisa menggunakan kalimat itu?

Bisa di akhir ketika kita sudah berdoa, berusaha, bertawakkal/pasrah, namun bencana itu masih menimpa, mengakibatkan dampak luar biasa dan tidak sesuai prediksi yang telah kita ukur dengan baik.

“Kami sudah melakukan yang terbaik. Jadi jangan bilang kami tidak berusaha.”

Buang kesombongan dari dalam diri kita. Evaluasi kembali apa yang telah kita usahakan. Apakah masih ada yang bisa dioptimalkan? Apakah kita melakukan kesalahan yang sama? Apakah kita belum belajar dari kejadian sebelumnya?

“Apakah kamu tidak berpikir?” kata Allah dalam Al-Qur’an.

Lalu saya dengar seseorang berkata, “Kita tidak bisa mendeteksi bencana.”

Pertanyaannya adalah, “Apakah kita memang tidak bisa mendeteksi bencana?”

15 respons untuk ‘Berpikir Tentang Bencana Alam

  1. Desfortin berkata:

    Semoga bencana berturut-turut yg terjadi di negara kita bbrp waktu ini membuat kita merefleksi, sadar bahwa manusia sepenuhnya hrs bersandar kpd Tuhan Yang Mahakuasa, tak blh menyombongkan diri. Lwat peristiwa yg memilukan yg dialami saudara2 kita yg terkena Tsunami kita juga diajak utk peduli dg membantu mereka dg berbagai daya dan upaya yg kita miliki.

    Disukai oleh 1 orang

  2. Monda berkata:

    kita harus lebih banyak belajar bagaimana menghadapi bencana alam karena ya memang sudah tinggal di ngara rawan bencana sih ya, harus bisa siap sedia

    Disukai oleh 1 orang

  3. jejakandi berkata:

    Intinya, apapun yang telah, sedang dan akan terjadi janga meninggalkan “berjuang” intinya berjuang sampai batas maksimal. Berpikir, berusaha, tawakal, mendeteksi, belajar mendeteksi semuanya adalah berjuang. Top nih tulisannya.

    Disukai oleh 1 orang

  4. lovelyristin berkata:

    Kalau aku dengar berita di TV, lupa nama saluran beritanya apaa… sebenarnya bisa lhoo untuk deteksi adanya bencana atau gak… tetapiiiiiiiiiii…. begitu lah… apakah Indonesia ini termasuk telat tindakan (telmi)? Sorry to say… karena di berita dikatakan alat deteksinya itu udah tua dimakan usia, atau dicuri… gemezzzz ga sih dengernya??? kalau udah tua dimakan usia.. ya update doongg… hp aja kudu di update, masa ini yg menyangkut keselamatan orang banyak, didiamkan… terus dicuri orang??? duh.. ga tau deh mau komen apa, tapi kalau dicuri orang juga pleasee.. do something dong? masa diam aja??? Memang bencana atau bukan bencana, semua kejadian di dunia ini atas kehendak Allah, tapi Allah juga kasih manusia akal dan pikiran, setidaknya ga diam ketika ada sesuatu yg ga beres, klo sakit.. usaha dulu ke dokter, ya kan??? di dalam Al qur’an juga dikatakan ““Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”. Semoga kita jadi semakin belajar yaa.. dan dijauhkan dari segala bencana, aamiin..

    Disukai oleh 1 orang

  5. febridwicahya berkata:

    Untuk masalah memprediksi bencana alam, tergantung. Tapi kebanyakan memang sulit diprediksi sih, apalagi gempa :’ karena ya itu, kembali lagi bahwa semua tetap sudah menjadi ketetapan-Nya :’)

    Suka

  6. the kamasutress berkata:

    selain karena sudah ditakdirkan, yang namanya bencana mah jelas ada campur tangan manusia.. yang penting kitanya kudu bener dulu
    kayak naro motor di parkiran.. kunci stang dulu aja! kalo masih ilang, baru namanya sudah ditakdirkan..hehehe

    *lagi belajar bener nih sayah

    Disukai oleh 1 orang

  7. Blog Entertainment Indonesia berkata:

    Bicara tentang bencana alam, mengingatkan saya pada masa awal2 pemerintahan Pak SBY, dimana dulu dia sering disalahkan atas bencana2 alam yang terjadi. Bahkana nama beliau sering diartikan/diplesetkan menjadi “Nyuda Nyawa” yang artinya mengurani nyawa.

    Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.