Gejala Silinder alias Astigmatism

Kali ini postingan saya kurang dari 700 kata bahkan kurang dari 500. (Yoi, 700 adalah standar yang saya tetapkan sendiri tiap kali post. Engga nanya ya? Oke gak pa-pa). Agak berbau curhat tapi saya pengennya ini terlihat seperti sebuah laporan.

Jumat sebelum jumat kemarin saya mendatangi dokter mata untuk memeriksakan gangguan mata kiri saya. Sebenarnya gangguan itu muncul 2 minggu sebelum saya akhirnya memutuskan untuk menganggapnya sebagai hal yang tidak biasa dan tidak bisa sirna hanya dengan tetes insto saja.

Awalnya merah, seperti kena debu, berair, dan gatal (pengen ngucek). Berhari-hari setelahnya, dengan bantuan tetes insto, merahnya hilang. Saya anggap itu sebagai kemajuan. Namun yang membuat saya agak khawatir setelah itu adalah saya merasa penglihatan mata kiri saya kabur. Jika mata saya yang kanan ditutup, saya tidak bisa membaca tulisan dari jarak normal (30 cm). Sesuatu yang mencemaskan karena saya tidak pernah mengalami ini sebelumnya. Akhirnya dokter keluarga merujuk saya ke dokter spesialis mata dengan indikasi visual disturbance.

Dokter mata bilang itu bukan gejala minus/myopia. Setelah membaca hasil pemeriksaan dengan alat snellen chart dan non-contact tonometer (semoga kedua nama ini bener), dokter bilang lebih cenderung ke gejala silinder atau astigmatism.

Saya sendiri kurang tahu apa itu silinder. Waktu tanya teman saya yang pake kacamata via WA, dia bilang matanya minus sekaligus silinder. Kalo minus katanya cenderung bertambah seiring bertambahnya usia, sementara silinder bertahan seperti itu kondisinya.

Tapi itu baru gejala dan dokter masih perlu waktu untuk mengobservasinya. Akhirnya saya dibekali 2 macam obat ini, Cendo Asthenof dan NONCORT (Cendo Minidose). Bu dokter berpesan, 2 minggu lagi balik sini, kalo belum ada perkembangan dirujuk ke RS dr. Kariadi Semarang (Btw, saya sekarang di Jepara, lho).

obat cendo asthenof dan minidose

Obat tetes mata Cendo Asthenof (untuk kanan dan kiri) dan NONCORT (untuk yang kiri/yang terindikasi saja).

Alhamdulillah, karena bisa dibilang saya anak rajin (hoek) tapi gak sombong, saya rutin meneteskan obat itu tiap hari. Sehari 4 kali: jam 6 pagi, jam 11, jam 4 sore, sama jam 8 malem. Itu juga kondisional. Kadang saya lupa dan kelewat salah satu (dasar cowok, tidak perhatian!). Tapi setidaknya setiap hari saya menetesi mata kesayangan ini (Ok, bahasanya mulai disgusting).

Sekarang, setelah hari ke 11 sejak diperiksa oleh dokter mata, saya rasa mata saya mulai normal dan saya mulai bisa membaca jika yang kanan ditutup (dilakukan oleh profesional, jangan ditiru). Tapi jawaban lebih akurat tentang kondisinya secara medis nanti setelah saya kontrol lagi. Apa yang saya rasakan belum tentu sesuai dengan apa yang saya harapkan (Quote of The Day).

Terus saya penasaran, berarti kalo misalnya bukan silinder, mataku ini kenapa ya? Kamu penasaran gak? Enggak? Ya, udah.


Nantikan jawabannya di episode mendatang 🙂

UPDATE! 10 Juni 2017, HAHAHA.
Alhamdulillah hasilnya positif. Mata saya kembali normal, hehe. Dan indikasi menuju ke silinder dicabut sama dokternya. Mungkin ini gangguan material di udara saat saya jalan di jalan raya gitu. Dokter tidak memastikan tapi setidaknya hasilnya sesuai harapan saya. Meski begitu dokter tetap menyarankan saya untuk melanjutkan meneteskan Cendo Asthenof dengan dosis yang berbeda. Karena ujungnya postingan ini bukan buat kalian yang silinder, semoga berguna bagi orang-orang yang mengalami kejadian yang sama yang belum divonis apa-apa jadi tahu apa yang mesti kalian lakukan selanjutnya. Terima kasih sudah membaca syurhat remeh ini. 🙂

Oya, buat kamu yang suka baca, saya baru saja mengupdate cerita di wattpad. Silakan: http://my.w.tt/UiNb/Rzem3YNiPD

Bubye, dan jangan lupa kalo buka puasa itu mesti nunggu azan maghrib dulu. [ ]

32 respons untuk ‘Gejala Silinder alias Astigmatism

  1. sinyonyanyablak berkata:

    Silinder itu bukannya kurang bisa liat yang tegak lurus ya? Aku prnh dibilang silindris sm dokter tapi klo baca sih aku normal, tapi aku klo ngegaris pake penggaris sering bengkok ga bs ngegaris tegak lurus

    Disukai oleh 1 orang

  2. Desfortin berkata:

    Wah, krn mata saya msih blm brmslah, gak tahu dech, apa itu astigmatism atau silinder. Klau minus, mungkin sdikit tahu, hee… tp bnar ini bkn gara2 stereogram itu? 😂

    Gpp mas, curhat atau laporan atau endorse merk obat, spnjng itu nulisnya dari hati. Justru dg postingan ini bisa bantu kwan2 lain yg siapa taju nglami mslh serupa. Yak gak seh? 😮

    Disukai oleh 1 orang

  3. azizatoen berkata:

    Obat tetes mata itu… Obat yang selalu dipake simbah… 😂😂😂
    Semoga nggak kenapa-napa. Kalau harus dirujuk ke Kariadi, bisalah sekalian kopdar #ehhh 😂😂😂

    Suka

    • rizzaumami berkata:

      Minus sekaligus silindris kan? Emang bener berarti kebanyakan kalo minus kata org ada kemungkinan silindris juga. Kenapa ga mau pake? Ga enak ya? Padahal kalo pake kacamata kelihatannya hobi baca dan jenius loh 😄

      Suka

      • fasyaulia berkata:

        Hahaha iya ga enak dan males juga sih. Mau pake softlens lebih gabisa make nya wkk persoalan hidup yang receh 😂😂😂

        Aku gakmau keliatan jenius, maunya keliatan lucuk (?) Wkkk

        Suka

Tinggalkan Balasan ke kunudhani Batalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.