Menuju Seperempat Abad

Ketika menginjak 15 tahun, saya membayangkan betapa menyenangkannya jika kelak sudah berusia 17. Usia yang dipuja-puja banyak orang, yang entah kenapa sepakat untuk disebut sweet seventeen.

Waktu berjalan dan saya sampai dalam lingkaran sweet itu. Saya hanya menikmatinya selama setahun saja, sama seperti usia lain yang tidak spesial. Lalu saya seakan menyadari suatu hal, bahwa spesial atau tidaknya usia bergantung pada bagaimana orang itu menyibukkan waktu.

Bagaimana rasanya berusia 19 tahun? Seseorang dalam kepala saya bertanya waktu itu. Sembilan belas, peralihan dari kepala 1 menjadi 2. Usia yang dalam bayangan saya akan terasa spesial karena berkesempatan merasakan munculnya satu kepala di bilangan penanda hidup.

Ketika 20 tahun itu menghampiri, rasa yang datang bukan sebuah rasa yang saya idamkan. Saat itu saya masih belum tegap dalam menentukan apa yang seharusnya tidak dilakukan dan apa yang sebaiknya dilakukan: urusan-urusan universitas. Urusan yang menyita sejenak kesadaran saya dari bayangan tentang rencana masa depan.

Masa depan itu datang dan saya terlambat untuk mengatasinya. Masa depan itu adalah 23 tahun, saat saya mencapai takdir untuk menerima kelulusan.

Ketika seseorang berada dalam suatu waktu tertentu, tidak ada pilihan lain selain maju. Waktu tak pernah memberi kita kesempatan untuk bernapas sejenak. Kitalah yang harus menyesuaikan ritme langkah kita dengan waktu.

Maka ketika 24 datang 21 Mei lalu, tidak pernah muncul angan untuk merasakan senangnya kembali ke masa yang lebih muda. Tidak ada keinginan untuk kembali ke masa sekolah karena yang sudah saya jalani itulah cerita terbaik. Beruntung karena mesin waktu masih menjadi penemuan fiktif.

Yang terbayang kini hanyalah rasa penasaran. Penasaran tentang apa yang akan terjadi setahun lagi? Siapa saya kelak ketika 30 tahun? Apa yang bisa saya berikan ketika berumur 40? Apakah saya akan merasa tua ketika 50 tahun itu datang?

Semangat untuk menjadi tua dan dewasa selalu ada dalam diri. Namun saya tidak ingin perjalanan ke sana terasa cepat tanpa kesan. Maka sekarang adalah waktu terbaik untuk mulai membangunnya.

Semoga target-target terwujud. Semoga rencana-rencana berjalan. Jika tidak berjalan dan tidak terwujud, semoga lahir pengganti yang lebih baik.

(Saya tidak berdoa untuk diri sendiri. Saya mengajak kamu juga. Ya, kamu.)

Saya menghadiahi diri saya dengan sebuah proyek menulis di wattpad. Ini bukan sesuatu yang berharga tapi cukup untuk menghilangkan rasa haus saya pada keinginan masa lalu yang belum tercapai.


Terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk menikmatinya. Jika kurang nikmat, bisikkan sesuatu ke telinga saya, biarkan saya tahu.

50 respons untuk ‘Menuju Seperempat Abad

  1. Desfortin berkata:

    11 hari lalu, ultah ke-24 ya, mas? Usia yg msh produktif, sbntr lg 25 thn (1/4 abad). Smoga sgla pencapaian2 tsb membuat Anda smkin bersemangat utk trus berkarya. Salut, di usia Anda ini sbntr lg akan lnjut S2, ya kan?

    Oya, konon, sblm umur 30 thn, sebaiknya bnyak2 bljar dan menuntut ilmu sbnyak-bnyaknya (maksimalkan potensi yg Anda), agar pd usia 60 thn nantinya pikunnya tdk double, tapi pinternya double.

    Saya sudah lwat 30, syangnya klimat motivasi tsb baru sy dngar saat sya usia 29 thn, jd sdah mepet, hee…

    Smoga sukses sllu mas.

    Oya, Hbd (meski telat)

    Disukai oleh 1 orang

  2. shiq4 berkata:

    Saya tidak pernah memikirkan terlalu jauh. Waktu masih kuliah dulu begitu optimis, cuma pada akhirnya saya kecewa karena banyak hal yang tidak sesuai ekspektasi saya. Di masa sekarang cuma melakukan yang terbaik saja agar tidak ada penyesalan lagi. Soalnya dulu pernah menyesal karena setengah-tengah dalam mengerjakan segala sesuatunya.

    Disukai oleh 2 orang

    • rizzaumami berkata:

      Dan itu juga yg rasanya terjadi sama saya mas. Apa kebanyakan begitu ya? Atau setiap org mesti melewati fase itu? Tp dg begitu kita jadi seperti yg sekarang dan berusaha mjd lebih baik lagi. Thanks mas sharingnya 🙂

      Disukai oleh 1 orang

  3. Grant berkata:

    Met ultah ya, walopun telat ucapannya. Tapi doanya yg penting. Moga lancar2 nulisnya, juga buat semuanya semoga dilancarkan termasuk soal rejeki dan jodoh.
    Keren eui bikin tulisan di wattpad. Nulis di situ mesti kayak novel ya? Ceritanya harus panjang dan bersambung?

    Disukai oleh 1 orang

  4. raden ikhwan berkata:

    nampaknya memang benar ucapan orang, semakin banyak usia semakin banyak tanggung jawab.. well, bukan untuk jadi beban, tapi lebih ke “sudahkah kita berlaku layaknya orang di usia itu” yosshh… 🙂

    Disukai oleh 1 orang

  5. mfadel berkata:

    Cuss sama-sama maksimalkan usia sekarang bang..
    Wattpad meang platform utama orang-orang yang suka bikin cerita sepertinya yah. Kalau kayak saya yang sukanya bikin masalah mungkin perlu penyesuaian 😂

    Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.