Berlatih Jalan (Kembali)

Setelah operasi itu, selayaknya operasi yang lain, tubuh seseorang tentu memerlukan waktu untuk menyesuaikan agar kembali pada keadaan semula.

Drain belum boleh dilepas hingga hari ke lima, sementara untuk melangkah mesti dibantu dengan kruk. Dengan tangan kiri memegangi drain dan ketiak kanan menjepit kruk, saya mulai belajar perlahan untuk melangkah lagi.

Rasa nyeri sudah pasti belum bisa hilang dalam waktu cepat. Apalagi ketika digunakan untuk berjalan. Sebenarnya, seseorang yang baru lepas pen tidak perlu khawatir lagi dengan keadaan tulangnya karena tulang tersebut pasti sudah kuat. Mencoba beraktivitas normal diperbolehkan, asal kamu masih bisa mentolerir rasa nyerinya. Berikan batasan-batasan tersendiri untuk gerakan tertentu sehingga meskipun tidak akan menimbulkan masalah, setidaknya kamu tidak merasakan sakit atau nyeri.

Beberapa obat yang perlu dikonsumsi sesudah operasi adalah asam mefenamat dan ciprofloxaxin. Sementara sesudah beberapa hari, setelah obat tersebut habis, dokter menambahkan glutrop dan cefadroxil di samping asam mefenamat. (obat ini diberikan sesuai resep dokter, dan beberapa dokter kadang berbeda).

Setelah saya cari-cari kegunaan masing-masing obat tersebut, berikut yang saya temukan, kebanyakan bersumber dari alodokter.com. Saya rasa perlu bagi pasien untuk mengetahui manfaat dan kegunaan obat yang dia konsumsi.

Asam mefenamat adalah obat anti inflamasi non-steroid. Obat ini berfungsi meredakan rasa sakit tingkat ringan hingga menengah, serta mengurangi peradangan. Obat ini sangat populer. Saya sering mendapati seseorang yang terkena luka mengonsumsinya. Dosis yang diberikan biasanya 3 x 1 atau 2 x 1. Sedangkan Ciprofloxacin adalah antibiotik yang digunakan untuk menangani berbagai jenis infeksi akibat bakteri. Obat ini bekerja dengan membunuh atau mencegah perkembangan bakteri yang menjadi penyebab infeksi.

Kegunaan Cefadroxil adalah untuk mengatasi infeksi akibat bakteri yang terjadi pada berbagai bagian tubuh salah satunya tulang dan sendi, serta kulit dan jaringan lunak. Sementara Glutrop berguna untuk mempertahankan sistem imun tubuh.


Ketika waktu untuk melepas drain tiba dengan dibantu perawat dari poli orthopedi, saya merasa ngeri karena membayangkan sebuah slang akan dicabut dari dalam paha saya. Namun, ketika akhirnya tiba waktunya, ternyata rasa nyerinya tidak begitu keterlaluan. Pada praktiknya, pencabutan drain dari luka memang tidak memerlukan anestesi (obat bius), terutama untuk kasus-kasus tertentu seperti yang saya alami, sehingga kalau awalnya kamu merasa ngeri seperti saya, kamu tidak cemen kok, 🙂 .

Penggantian luka masih saya lakukan setiap 2 kali sehari. Namun setelah drain dicabut, luka yang lain tidak perlu diganti dengan obat, tapi hanya perlu kasa baru. Obat luka yang saya maksud adalah sofra tulle, semacam lembar berbentuk jaring yang mengandung framycetin sulphate. Lembar ini berguna untuk mencegah infeksi atau potensial infeksi oleh luka pada area kulit sekitarnya. Untuk luka bekas drain dianjurkan menggunakan sofra tulle.

Pada hari ke 12 saya akhirnya berani meninggalkan kruk. Jalan tanpa bantuan apapun awalnya memang susah karena luka dalam belum sembuh total sehingga otot di paha masih kaku. Di samping itu, yang perlu diingat, kemampuan menahan badan seseorang tidak hanya bergantung pada kekuatan tulang saja tapi juga adanya keterlibatan kontraksi atau relaksasi otot.

Ketika kontrol berikutnya, minggu depan, hari ke 18, dokter melepas sling dan membuang kasa yang menutup semua luka bedah kecuali bekas drain. Saya masih ingat perawat yang mengganti kasa bilang, ‘Ini (sling) udah gak ada gunanya kok, mas, tulangnya udah kuat, ini sebenarnya buat menekan biar lukanya cepat sembuh.’

Setelah memberikan resep untuk obat seminggu ke depan, dokter menyuruh saya ke Fisioterapi.

Sebelum ke fisioterapi, dokter dari rehabilitasi medis memeriksa keadaan kaki saya: cara berjalan, sudut sendi yang mampu saya toleransi serta hal-hal lain yang berhubungan dengan riwayat kecelakaan saya.

fisioterapi di kaki

Kayak pemain bola pake disetrumin segala.

Pada kali pertama fisioterapi, sudut kaki saya masih terlalu lebar. Jika pada orang sehat betis bisa menempel hingga pantat, waktu itu sudut yang bisa saya capai hanya kurang sedikit dari 90 derajat (diukur dari paha). Selain fisioterapi manual, saya juga menerima elektroterapi dengan sinar infra merah. Ini dilakukan untuk menstimulasi syaraf. Sinar IR yang dipancarkan terasa sedikit panas tapi masih bisa saya maafkan. Kejutan-kejutan listriknya-lah yang justru mengagetkan kulit. Dokter menyarankan untuk melakukan fisioterapi 2 kali dalam seminggu untuk 4 minggu sehingga ada 8 kali pemeriksaan. Bulan ini lumayan sibuk buat saya bolak-balik ke rumah sakit. Oh ya, semua perawatan yang saya terima setelah operasi lepas pen saya lakukan di RSUD RA Kartini, Jepara.

Sejauh yang saya rasakan hingga sekarang, meski belum sanggup lari, untuk terlihat normal, saya berani bilang bahwa waktu sebulan cukup memberikan kemajuan untuk operasi kaki sebagaimana kasus yang saya alami. Dan sekarang, setelah sebulan, Alhamdulillah kaki saya bisa menekuk sempurna (yah, memang masih sedikit kurang nyaman, hanya butuh waktu).

Untuk sembuh total ternyata tidak hanya mengandalkan obat, peralatan medis, dan dokter. Dari dalam diri kita harus percaya bahwa ‘saya pasti sembuh’. Lalu lakukan latihan-latihan sendiri, seperti melonggarkan dan mengencangkan sendi yang berhubungan dengan lokasi penyembuhan setiap pagi hari. Jika terasa sakit, tidak apa-apa, karena itu adalah bagian dari pelenturan sendi yang kaku. Coba terus, jangan mengeluh, dan percayakan semua pada Sang Maha Penyembuh, Allah SWT. Ingat, Allah tidak akan memberikan cobaan pada hambanya melainkan sesuai kemampuan kita. Dan Allah tidak akan menurunkan suatu penyakit kecuali disertai dengan obat. Dan Allah akan menghapuskan dosa-dosa orang yang sakit asal dia tidak mengeluh dan selalu bersyukur. Amin. 🙂 [ ]

29 respons untuk ‘Berlatih Jalan (Kembali)

  1. shiq4 berkata:

    Semoga cepet baikkan mas. Tapi obatnya memang buanyak nurut saya. Padahal kan cuma lepas pen aja. Gak bisa bayangin pas lagi sakit dulu, pasti obatnya semakin banyak.

    Suka

  2. drEng_Clothink berkata:

    membaca cerita mas umami jadi inget waktu dulu,,, saya juga pernah mengalami hal sama….rasanya kalau mau latihan berdiri dan menekuk lutut rasanya susah banget dan butuh perjuangan sampai berminggu-minggu…tapi itu semua tak mematahkan semangat dan terus berdoa dan berlatih….kejadian yang paling saya ingat adalah ketika mau belajar menekuk lutut saya paksakan dengan setiap hari untuk sholat sak pol kemampuan…. dan allkhamdullah hasil itu tak menghianati usaha…. salam kenal mas….

    Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan Balasan ke febridwicahya Batalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.