Operasi Lepas Pen Paha di RSUI Kustati Solo

Hari Selasa, 2 Agustus 2016 saya melakukan operasi lepas pen dari paha kiri. Pen itu terpasang cukup lama, kurang lebih 3 tahun semenjak kecelakaan bulan Agustus 2013. Menurut dokter, saya bisa melepasnya setelah 1 atau 2 tahun. Namun, karena boleh lebih dari 2 tahun, saya sengaja memilih waktunya ketika saya benar-benar terbebas dari urusan di kampus. Setelah terdaftar sebagai calon wisudawan bulan September tahun ini, saya memutuskan menunggunya dengan bed rest sejenak.


3 years ago…
Pada suatu malam Agustus 2013 di jalanan di kota Jepara, motor yang saya kendarai bertabrakan dengan motor lain dari arah berlawanan. Kecelakaan itu menyebabkan saya kehilangan kesadaran seketika. Atau jika saya memang tidak kehilangan kesadaran, kecelakaan itu menyebabkan saya kehilangan memori tentang kesadaran tsb. Sebab menurut keterangan warga yang menyaksikan, saya tidak sepenuhnya pingsan karena saat itu saya meronta. Kemudian seseorang mengaku melihat ada sepeda motor lain dari arah belakang saya tak bisa menghindari keberadaan saya di atas aspal sehingga terpaksa melindas kaki kiri saya. Mestinya itu terasa amat sakit tapi Allah sepertinya menghilangkan ingatan saya tentang hal itu. Dan orang yang menyebabkan kaki saya patah, dia melarikan diri.

Saya mengalami gegar otak ringan. Kepala bagian depan robek hampir 5 senti sehingga harus dijahit. Lalu bibir saya luka akibat tergores jalan. Untungnya gigi saya selamat. Selain menderita bagian kepala, tangan kiri saya sepertinya terkilir terlalu keras dan terbentur jalanan.

Waktu itu, RSUD Kartini di kota saya belum memiliki layanan orthopedi sehingga setelah luka-luka saya dijahit di beberapa tempat, mereka merujuk saya ke RSU Islam Kustati di Solo. Kota yang menjadi tempat saya menempuh pendidikan S1 saat itu. Sekali lagi saya bersyukur tidak mengingat setiap detil rasa tidak nyaman itu (untuk selanjutnya saya akan menggunakan istilah ‘tidak nyaman’ alih-alih ‘menyakitkan’). Mungkin saat itu saya sedang berada pada fase kesadaran tidak penuh.

Akhirnya, setelah mengalami perawatan beberapa hari untuk mengisi ulang darah yang terbuang dari badan saya, dokter memutuskan memasang pen di 2 tempat: lengan dan paha kiri. Tangan kiri saya sudah saya lepas pennya pada bulan Januari tahun ini juga, ceritanya saya rangkum di sini.


Back to present

Berkas yang harus disiapkan untuk operasi lepas pen:
– Karena saya masih tinggal di Jepara tapi ingin operasi di Solo, saya harus meminta rujukan dari RSUD setempat untuk dirujuk ke RS lain di luar Jepara.
– Alur untuk pembuatan rujukan barangkali berbeda. Dari dokter keluarga, saya mendapat rujukan ke RSUD Kartini, lalu dari Kartini saya baru dapat rujukan ke RSUI Kustati.
– Selain surat rujukan tersebut, yang diperlukan berikutnya adalah FC kartu bpjs atau askes. Saya masih menggunakan askes, ikut bapak saya. Berhubungan dengan hal tsb, dari pihak Kustati menghendaki surat keterangan masih mahasiswa untuk pasien pemegang askes berusia lebih dari 21 tahun yang masih ditanggung oleh orangtua.

Persiapan operasi
– Jika kamu mengambil hari operasi besok pagi, maka harus berpuasa sejak jam 10 malam hari sebelumnya. Karena saya operasi hari Selasa, pada Senin malam saya mulai meninggalkan makan dan minum.
Pendaftaran operasi lepas pen dimulai pukul 5 pagi s/d jam 7. Lebih awal lebih baik karena bisa jadi setelah jam 6 tidak kebagian tempat karena berebut dengan keadaan darurat pasien yang baru dapat penanganan.
– Jangan lupa siapkan berkasnya.

Setelah mendaftar
– Pasien harus ditemani seorang anggota keluarga untuk memberikan jaminan tindakan.
– Yang harus didatangi pertama oleh pasien adalah Laborat. Pasien menimbang badan (setahu saya, data berat badan juga digunakan untuk menentukan dosis obat yang akan diberikan pada pasien). Cek tekanan darah. Lalu darah diambil sebagai sampel untuk diuji ada atau tidaknya alergi dll.
– Berikutnya ke ruang radiologi untuk foto rontgen. Setelah selesai hasilnya diberikan ke dokter. Wawancara sebentar tentang keadaan pasien.
– Mengisi form pernyataan bersedia diberikan tindakan pembiusan dan operasi oleh pasien dan salah seorang anggota keluarganya.
– Ketemu dokter lain lagi, wawancara sebentar.
– Masuk ke ruang semi steril untuk persiapan.
– Semua pakaian yang melekat dilepas, termasuk celana dalam, jam tangan, dan gelang atau perhiasan, diganti dengan baju operasi pasien. Lalu berbaring, menunggu perawat yang akan memasangkan infus.

Jarak antara pemasangan infus dan pemberian suntikan bius cukup lama, kurang lebih 1 jam. Di sela waktu tersebut, saya mengamati kanan dan kiri saya: orang-orang berbaring di ambin masing-masing yang akan dioperasi sama seperti saya, perawat yang mondar-mandir yang wajahnya tertutup masker, dan dokter sepuh yang saya lihat tengah menunggu sambil main game Solitare di komputer di ruang nurse station, tepat beberapa meter di sebelah kanan saya. Lalu saya juga sempat melihat lagi perawat pria yang bilang, ‘Lho, mas kayaknya baru kemarin, sekarang ketemu lagi,’ waktu saya hendak mengganti pakaian dengan baju operasi. Sepertinya dia punya ingatan yang bagus. Padahal sudah 6 bulan berlalu sejak kami bertemu terakhir kali.

Tersadar
– Waktu operasi hingga saya tersadar kurang lebih 3 jam. Ketika terbangun pukul 11 siang, saya ‘dipaksa’ menunggu hingga jam 2 baru boleh makan atau minum.

Bangun dari operasi. Kasihan kayak gak makan berhari-hari, wkwkwk.

Bangun dari operasi. Kasihan kayak gak makan berhari-hari, wkwkwk.

– Bagi saya itu adalah waktu menunggu yang tidak nyaman secara fisik. Bius yang perlahan habis memunculkan rasa tidak nyaman yang tertahan sejak saya tidak sadar. Saya tidak ingin menakut-nakuti kalian dengan mendeskripsikan rasa itu karena memang sangat tidak nyaman.
– Setelah melewati masa itu saya baru boleh makan. I was so hungry. Setelah makan entah kenapa, Alhamdulillah, rasa sakitnya sedikit berkurang.

Pulang
– Jam 8 malam urusan administrasi selesai sehingga kami bisa pulang. Semua biaya dicover oleh bpjs. Saya lalu mengenakan kaos dan pakai sarung. Belum bisa pakai celana pendek karena ada drain/slang pembuangan darah kotor yang menjulur dari dalam paha, baru boleh dilepas pada hari ke 5.
– Malam itu kami pulang. Malam itu menjadi malam saat saya akhirnya terbebas dari semua logam Pt dari dalam tubuh saya. Malam itu saya sengaja tertidur sementara bapak saya harus bertahan untuk mengantar kami pulang dalam perjalanan Solo-Jepara kurang lebih 5 jam.

BACA: Operasi Lepas Pen di Pergelangan Tangan


cerita tentang ‘berlatih jalan kembali’ akan saya posting beberapa waktu lagi. terima kasih sudah membaca curhat saya.

MERDEKA!

51 respons untuk ‘Operasi Lepas Pen Paha di RSUI Kustati Solo’

  1. shiq4 berkata:

    Saya ngeri sendiri ngliat ronsennya. Dulu juga pernah kecelakaan, saya masih sadar. Tangan nggak bisa digerakkan, kirain patah juga. Eh pas di ronsen untungnya ga papa. Cuma bengkak aja. Inget2 kejadian tersebut saya jadi selalu waspada ketika naik motor. Pelan2 asal selamat.

    Suka

  2. Fauzi Amiruddin berkata:

    Memang kalau kecelakaan, kita tidak merasakan apa2 pas kejadian. Tapi setelahnya baru terasa sakitnya…. , saya juga ngalamin kebetulan saya masih sadar waktu it, jadi setelah kecelakaan saya baru sadar kalau seluruh muka saya berlumuran darah… dan beberapa saat baru terasa sakitnya.

    Suka

  3. jampang berkata:

    duh… ngeri ngebayangin kejadiannya.
    semoga segera fit dan sehat dan bisa beraktifitas kembali.

    dan semoga kita semua terhindar dari segala macam bentuk kecelakaan. aamiin

    Suka

  4. Ceritaeka berkata:

    Semoga lekas pulih yaa. Syukurlah pen-nya udah dicopot. Btw buat yang kabur itu aku mendoakan agak rejekinya lancar dan dia juga selalu selamat 🙂 Sementara kamu… selalu diberkahi lebih.

    Suka

  5. Monda berkata:

    alhamdulillah, amnesia pas kejadian itu sedikit agak meringankan rasa tak nyaman itu ya..
    cepat pulih lagi ya Umami

    selamat ya kuliahnya udah kelar, tinggal nunggu wisuda ya,

    Suka

  6. Angwie berkata:

    Kisahmu dalam kecelakaan itu membuatku bersyukur dan semakin kuat menghadapi hidup ini mas..
    Salam kenal.. aku dulu kuliah di UNS juga lho.. Fakultas Ekonomi, angkatan 2009.. hehe
    Cieee yang mau wisudaaaa… Selamat ya mas! Semoga segera bekerja di bidang yang sesuai dengan passionmu… amin

    Suka

  7. Ghufron berkata:

    Semua biaya di cover bpjs gan ??? (Selain obat)
    Rencana ogut juga lepas pen dstu bulan depan.
    Kaki kiri atas bawah..
    Kalo gk pkek bpjs kira* bpra ya ??

    Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan Balasan ke adhyasahib Batalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.