Bicara Tentang Ant-Man: Sebuah Keutuhan Keluarga

Posting lagi, dan lagi. Bulan agustus ini banyak sekali ide yang berseliweran di kepala minta dicurahkan dan dibagikan serta dibahagiakan. Mengadaptasi filosofinya mbak Windy Ariestanty, dia mengibaratkan ide seperti sesuatu yang hidup yang perlu dieksekusi alias dituang ke dalam tulisan. Kalau kalian tidak mengeksekusinya, berarti kalian kejam telah membunuhnya, sebab tidak ada yang menjamin ide itu akan muncul lagi suatu hari. Rasain kalo ntar pas lagi butuh-butuhnya, malah ide itu gak nongol, hihii.

Beberapa hari yang lalu saya dan kawan-kawan nonton Ant-Mant. Sebenarnya acara nonton ini udah out of plan. Udah agak basi, soalnya udah telat banget. Tapi gak papalah, berhubung ada yang beliin tiket, tetep jabanin dong. Sini kalau ada yang mau endorse saya buat nonton, haha (emang ada ya acara endorse macam ginian?).

Lantaran topik tentang review Ant-Man udah bertebaran di mana-mana, kali ini saya tidak fokus untuk membuat reviewnya. Saya cuma ingin berbagi kesan film ini dari sudut pandang saya (bukan review). Kalau belum tahu jalan ceritanya, jangan harap bisa temukan di sini ya. Saya tidak menulisnya. Baca aja ulasan lengkapnya di wikipedia atau di blog kawan-kawan.

tiket xxi the park mall

Tiket nonton.

Secara keseluruhan film ini cukup menghibur. Action, Humor, and Family kalau menurut saya. Dibanding dengan superhero buatan Marvel lain seperti Captain America, Iron Man, Hulk, dkk, karakter fiksi Ant-Man ini kelihatannya belum diarahkan untuk langsung bergabung atau berurusan dengan The Avengers. Meski sudah sedikit disinggung dalam film, saat adegan Ant-Man berkelahi dengan Falcon (temennya Captain America) di markas baru Avengers yang sepi, Ant-Man belum ada apa-apanya dibanding mereka (bukan membandingkan filmnya tapi karakternya). Keberadaan Ant-Man bagi Avengers saat ini tidak terlalu memberikan ancaman, atau gangguan. Memang, sih, Ant-Man bukan musuh, tapi kapasitasnya sebagai superhero belum memberikan ketertarikan Avengers untuk berurusan atau terlibat dalam suatu masalah yang melibatkan keduanya. Bisa dibilang Ant-Man masih merupakan superhero untuk kasus kelas menengah ke bawah.

Bicara soal film perdana, tentu saja berisi banyak tentang pengenalan karakter. Di film, diceritakan tentang alasan mengapa Scot Lang (diperankan oleh Paul Rudd) terpilih sebagai orang yang berhak atas kostum Ant-Man. Di bagian ini, film ingin menyampaikan sebuah makna keutuhan keluarga. Tentang Scot Lang yang berusaha mengembalikan waktu bersama putrinya yang kini tinggal bersama mantan istrinya. Dan tentang Hank Pym (perancang kostum Ant-Man) yang tidak rela membiarkan anaknya, Hope (diperanakan Evangeline Lilly) yang membahayakan diri dengan terjun langsung menghadapi musuh lantaran Hank Pym (Dr, Pym) tidak ingin kehilangan anaknya seperti saat ia kehilangan istrinya dulu. Dr. Pym yakin, putrinya (Hope) memiliki karakter yang tidak jauh berbeda dengan istrinya. Dan ia takut manakala putrinya berhadapan langsung dengan masalah seperti yang merenggut nyawa istrinya.

Ant-Man (source)

Ant-Man (source)

Saya baca dari wikipedia, kata sutradaranya, Peyton Reed (51 th), “If we were lucky enough to be able to do a sequel or even a prequel, I’d be way into it. I’ve really fallen in love with these characters… There’s a lot of story to tell with Hank Pym.” Biar kata-katanya ada embel-embel ‘if’, saya sendiri yakin film ini akan ada kelanjutannya. Denger-denger sih prequel tentang kehidupan Hank Pym muda. Banyak masa lalu yang perlu digali sebelum mengantarkan Ant-Man menjadi keluarga superhero yang sesungguhnya (barangkali Avengers). Mungkin jika memang tujuannya ke Avengers, karakter Ant-Man ini mesti dihadapkan pada konflik yang lebih besar.

Kalau sudah begini, semakin besarlah koleksi karakter superhero ciptaan Stan Lee ini. Dengan penggemar fanatik Marvel di seluruh dunia, eksistensi superhero ini akan bertahan sangat lama, ditambah, masing-masing karakter memiliki film sendiri yang di-series-kan.

Nah, coba saya tes, sebutkan salah satu superhero yang paling keren menurutmu!

(Jangan ragu untuk menyebut salah satu karakter dari Marvel atau DC. Sebab itu yang ada di dalam kepala banyak orang kan?)


Greetings from Solo, The Spirit of Java~

 

 

 

37 respons untuk ‘Bicara Tentang Ant-Man: Sebuah Keutuhan Keluarga

  1. Gara berkata:

    Superhero untuk kasus menengah ke bawah itu kedengarannya unik banget, Umami. Jadi di dunia superhero pun ada semacam kasta-kastaan, ya :hihi. Eh saya juga belum nonton film ini sih, kebanyakan cuma baca reviewnya, namun agaknya betul kalau di film ini banyak diangkat soal keluarga. Bagus sih, cuma saya kurang doyan nonton film superhero soalnya malah membayangkan kenapa mereka jadi superhero sedangkan saya tidak. Nasib pengkhayal ya gini… :hehe.

    Suka

  2. arip berkata:

    Batman versi Christopher Nolan tetep jadi favorit. Saya lebih suka DC ketimbang Marvel. Paling cuma suka X-Men aja. Tapi si Ant Man ini bener unik, om Stan Lee emang kreatif bener bikin superhero nyeleneh.

    Suka

  3. NisadanChicco berkata:

    Belum nonton ant man nih .. Superheto fav? Gak ada abisnya gak ngefans juga . Nonton superman aja ketiduran ;p

    By the way, salam kenal Riza.. Thanks sudah follow blog aku. Aku follback yaa 🙂

    Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.