“I’m Proud To Be Me” Sebuah Antologi

Selamat membaca lagi. Kali ini di bulan Agustus. Bulan agustus buat saya terasa menggembirakan. Karena: (1) jadi tahun ajaran baru; (2) jadi bulan syukuran nasional; (3) jadi bulan kompetisi (tentu saja akan banyak sekali lembaga yang menyelanggarakannya kan, siap-siap amunisi saja); dan (4) jadi bulan kelahiran bapak saya.

Beberapa waktu lalu, waktu liburan lebaran, saya mendapati buku berjudul ‘I’m Proud To Be Me’ ini di tumpukan novel-novel. Buku ini sudah tiba di rumah bulan april lalu kalau gak salah. Ini merupakan sebuah antologi bonus dari de TEENS (penerbit anakan dari divapress). Saya kurang tahu apakah buku ini bisa diperoleh di toko buku, sebab sepertinya dicetak terbatas.

I’m Proud To Be Me ini berisi 27 cerpen yang ditulis oleh remaja (usia 15-22), yang telah diseleksi oleh juri dalam event #Rebel withACause yang diselenggarakan oleh @KampusFiksi (divapress) di tahun 2014, diumumkan nomine-nya akhir mei 2014, dan terbit bulan maret 2015. Sayangnya informasi tentang itu sudah tidak termuat di website resmi divapress. Beberapa postingan lama memang kayaknya udah diarsipkan dan tidak di-publish atau visibility-nya sudah bukan buat public.

Cerita pendek yang terkumpul itu merupakan kisah based on true story dengan tema ‘pemberontakan’. Tema pemberontakan ini merupakan manifestasi dari sikap remaja  atas pembatasan atau pengekangan yang diterapkan terhadapnya. Misalnya, aturan-aturan ketat yang membuat para remaja tidak bisa bebas beraktivitas, baik dari orangtua atau dari lingkungan. Kemudian, tekanan atau tuntutan dari siapapun yang membuat remaja merasa tidak nyaman sehingga merasa perlu melakukan pemberontakan. Maka patutlah kalau tema pada event tersebut adalah Rebel with A Cause. Pemberontakan dengan sebuah alasan. Kurang lebih ya seperti jargonnya anak muda jaman sekarang, ‘Aku tuh gak mau diginiin.’

Awalnya saya tidak mengira akan masuk nominasi dari sekian banyak naskah yang diseleksi oleh juri. Ketika saya lihat akun twitter saya (@Rezoum <– promosi dikit) ternyata ada di jajaran nomine yang karyanya akan dibukukan, Alhamdulillah.

Sebelum saya menganggap ini seperti sebuah hadiah untuk saya (kebetulan bulan mei adalah bulan favorit, jadi apa yang saya terima di bulan mei, selalu saya anggap hadiah), awalnya masuk nominasi itu rasanya biasa. Masuk, ah, alhamdulillah. Udah. Gitu. Tapi beberapa waktu lalu, setelah saya baca bukunya, agaknya saya merasa ada sesuatu yang tersembunyi yang ditujukan pada saya. Sifat egois mulai muncul di titik ini. Tapi saya anggap hal yang lumrah, sekadar untuk membahagiakan diri dengan hadiah ini. Mungkin, akan lebih indah jika saya menerima pemberitahuan resmi bahwa, ‘Selamat karya Anda lolos seleksi dan akan kami bukukan bersama 26 karya lainnya. Karya Anda kami tempatkan di urutan ke 21, nomor favorit Anda, dan akan kami kirimkan buku cetaknya sebelum hari perayaan kelahiran Anda. Happy birthday!’ Ah, senengnya. Tapi meski begitu, anggapan itu saya anggap suatu kebetulan yang memang terjadi karena alasan tertentu. Sebab cerpen saya memang ditempatkan di urutan 21 dan bukunya sampai di rumah bulan april, sebelum mei. LOVE BANGET! *alay*

Saya tidak ingin sungguh-sungguh mereview buku ini seperti mereview novel-novel yang saya baca. Saya hanya ingin memberikan gambaran tentang buku ini. Sebagian besar cerpen di buku ini ditulis oleh cewek. Kebanyakan tentang pengekangan dari orangtua, berkisah mengenai remaja-remaja yang dilarang keluar rumah lama atau dilarang pulang telat. Dilarang memiliki hobi menulis juga ada di beberapa cerpen. Lalu ada tentang kisah melanjutkan ke perguruan tinggi dengan jurusan yang ‘dipesan’ oleh orangtua. Dan rules lain dari orangtua yang membuat remaja melakukan sebuah rebel. Ada juga yang berlatarbelakang cinta-cintaan. Ada pula yang persahabatan. Yang terakhir itu punya saya.

antologi i'm proud to be me de teens divapress

I’m Proud To Be Me – @KampusFiksi

Judul cerpen punya saya ‘Menyontek’ (akan saya publish di sini suatu saat, ditunggu ya, Insya Allah bulan ini). Bercerita tentang fenomena menyontek di kalangan siswa di SMA. Cerita itu berdasarkan kisah nyata. Jadi hanya berdasarkan, sisanya tinggal dibumbui dengan pernak-pernik kehidupan remaja pada umumnya.

Buku ini memang ditulis oleh remaja, untuk dibaca remaja. Tapi menurut saya, akan lebih mantap lagi jika orangtua yang membaca. Harapannya dari buku ini para orangtua akan mengerti tentang apa yang tidak diungkapkan oleh anak mereka pada mereka, semacam Untold Story of Teenagers *ea*. Dengan begitu, mereka akan mengubah sedikit-banyak tentang sikap mereka terhadap remaja, terutama pada anak sendiri. Beberapa cerpen di sini membuat saya prihatin dan kasihan. Sebab, saya tidak pernah menduga, ada banyak orangtua di luar sana yang membuat aturan begitu ketat untuk anak-anak mereka. Bahkan mungkin terasa kejam jika orantua saya yang membaca. Sebab orantua saya bukan tipe yang amat strict terhadap peraturan.

Berikut ini saya kutipkan blurb-nya:

Pada suatu titik, seperti manusia normal lainnya, aku merasa jenuh. Lelah terus mengalah dan menurut untuk alasan yang konyol. Kalian pasti tahu ke mana semua ini akhirnya bermuara. Perlawanan. Pemberontakan. Rebel!—“Si Buronan Rumah”

Berapa “tidak boleh” dan “jangan” yang kalian koleksi dari orang tua, guru, nenek, sahabat, atau bahkan pacar?

Para pemberontak menuliskan kisahnya di buku ini. Tidak semuanya sukses, memang. Tapi, pelajaran terbaik kadang datang justru dari kegagalan.  Nah, pemberontakan seperti apa yang kalian rencanakan?

Detail

Judul: I‘m Proud To Be Me
Penulis: Keroyokan (@KampusFiksi)
Tebal: 224 Halaman
Penerbit: de TEENS
Tahun Terbit: Maret 2015

Kalau kalian lihat di foto, tertulis tanggal lahir di cerpen saya. Itu merupakan syarat wajib yang ada di setiap cerpen. Jadi dengan membaca cerpen-cerpen itu, saya sekaligus tahu tanggal lahir penulisnya. Dari 27 penulis, 5 di antaranya tidak saya ketahui tanggalnya. Entah saya yang kurang jeli dan malas mencari lagi apa gimana. Dari 22 sisanya, 7 orang lahir bulan mei, 5 orang januari, 3 orang oktober, 2 orang agustus, 1 orang masing-masing untuk maret, april, september, november, dan desember. Kelahiran 91 seorang, 92 seorang, 93 dua termasuk saya, 94 delapan, 95 lima, 96 tiga, 97 seorang, dan 98 dua. Kenapa pengelompokan ini penting buat saya? Kenapa, ya? Ini hanya tentang saya yang suka mengamati seseorang dari tanggal lahirnya. Entah ini suatu kelainan baru, saya tidak tahu.

Hai, remaja, dan yang sudah tidak remaja 😛 , apakah kalian masih sering melakukan pemberontakan terhadap lingkungan atau bahkan pada diri sendiri lantaran amat suntuk dengan tekanan? Show me, how? [ ]


@Kontrakan Temen, Malam Minggu Suram. Surakarta.

24 respons untuk ‘“I’m Proud To Be Me” Sebuah Antologi

  1. Susleni berkata:

    Pemberontak…
    Mau baca dunx bukunya..
    Aku lagi terjebak dalam pemberontakan juga niiih, mau insaf sih rencananya…
    Tapi lagi mikir baik dan buruknya berhenti berontak…

    Suka

  2. Ridha Tantowi berkata:

    Keren banget udah bisa masukin cerpen sampe dibukuin, hehe. Aku udah lama juga pengen bisa nulis buku atau paling gak ikut cemplung karyanya buat dibukuin, tp ga kesampean. Mungkin belum waktunya 😀
    Salam kenal mbak …

    Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.