Menjaga Ibu

Hari Minggu kemarin, pukul 11 siang saya dapat SMS dari kakak perempuan saya yang di Semarang. Saya baca SMS-nya pukul 2 siang kalau gak salah. Biasa, namanya juga hari Minggu ditambah hari puasa, jadinya sepagian molor sampe jam 2, *Oh My God*. Biar puasanya tidak begitu jadi alasan kemoloran ini, saya lebih suka menyebut alasan utamanya adalah, “Gara-gara hari Minggu saya jadi molor.” Hari Minggu identik dengan recovery ya? (mestinya bukan recovery Pak, tapi bersih-bersih).

Bunyi SMS-nya seperti ini: “Ibu masuk rumah sakit, kamu pulang enggak?” *DEGGG!*

Mata saya yang waktu itu masih agak berat langsung terbuka lebar, ngantuknya lenyap seketika. Yang ada di pikiran saya waktu itu, Bagaimana bisa Ibu sakit? Bagaimana mungkin seorang Ibu sakit? Yang saya tahu, Ibu selalu sehat atau setidaknya terlihat sehat. Dan saya tidak pernah menyaksikan langsung riwayat penyakit bawaan Ibu. Maka saya simpulkan bahwa sakit yang menimpa Ibu saat itu adalah penyakit baru.

Sebenarnya, malam kemarin (Sabtu malam), Bapak telepon larut. Saya sudah tidur. Tidak sempat saya angkat. Karena teleponnya malam hari, jadi saya kira Bapak tidak sengaja ke-telepon ke nomor saya. Saya konfirmasi keesokan hari (Minggu). Tapi sebelum sempat konfirmasi dan gara-gara kemoloran itu, saya malah dapat SMS dari kakak. Saya jadi tahu kalau sebenarnya, malam itu, waktu Bapak telepon, Ibu baru saja jatuh sakit dan dibawa ke rumah sakit.

Begitu baca SMS, lalu tak lupa sholat dzuhur, saya langsung gas motor cari pulsa. Lalu telepon Bapak, tanya kabar Ibu.

Bla… bla… bla… “Ibu gimana, Pak?” | Ibumu lagi tidur | “Oh… Aku pulang besok, Pak.”

Berdasarkan kalender akademik pribadi saya, mestinya saya cabut dari Solo tanggal 11 Juli. Namun, karena tidak sanggup menahan kekhawatiran itu, saya langsung cancel semua plan di Solo sampai dengan tanggal 11 itu, termasuk buka bersama temen-temen seangkatan (sorry, guys).

Saya pulang dari Solo hari Senin, pukul 10 siang, dan sampai di RSI Sultan Hadlirin Jepara pukul 4 sore. Lama sekali perjalanannya. Safari adalah bus langganan yang mengantarkan saya (sudah hampir 7 bulan saya tidak bepergian dengan bus itu).

2015-07-08 02.13.20

Sampai di rumah sakit, saya langsung ketemu Bapak, bicara sebentar lalu Ibu bangun. Saya senang ketika Ibu melihat saya. Saya juga senang ketika Ibu masih seperti dulu, masih bisa bercerita macam-macam, tentang apa saja yang saya lewatkan selama tidak di rumah, dan malah sedikit sekali cerita tentang sakitnya. Ibu memang tidak kelihatan begitu sakit. Mungkin gara-gara kehadiran saya (G-R). Terkait sakit yang diderita, kata dokter pencernaannya terganggu. Jadi selama di rumah sakit Ibu sering bolak-balik ke kamar mandi. Nama penyakitnya pokoknya aneh.

Syukur Alhamdulillah, hari Rabu sore Ibu sudah boleh pulang. Lega rasanya check-out dari rumah sakit. Seperti menerima pesan tak kasat mata yang mengingatkan untuk saling menjaga. “Menjaga Ibu.”

Selain saya dan Bapak yang mendampingi Ibu, ada kakak perempuan saya yang memberi kabar tadi, dan adik cowok. Adik cewek saya kelas XI SMA belum pulang gara-gara masih ada jadwal. Dan kakak perempuan saya yang paling tua, di Jakarta baru bisa pulang tadi, waktu Ibu sudah sehat wal afiat di rumah.

Selama di rumah sakit, mulai jam-jam setelah maghrib sampai jam 9 selalu ada yang menjenguk, kerabat dan tetangga, termasuk bocil-bocil yang bikin ramai, yang saya bahkan nyaris lupa nama-nama keponakan saya sebanyak itu. Soalnya mereka cepat sekali tumbuhnya. Waktu saya pergi, ada yang belum bisa jalan, begitu ketemu tiba-tiba udah bisa bicara very fluently.

*Sigh* Syukurlah sudah berlalu. Dan syukur masih ada yang disyukuri. Semoga Ibu diberi kesehatan sampai seumur hidup. Saya mendukung anjuran untuk tidak mengabaikan keluhan sekecil apapun yang kita rasakan. Jangan menyimpan sendiri rasa sakit, sebab apa yang kita anggap ‘tidak apa-apa’ suatu saat malah membuat kita ‘kenapa-napa’.


Jepara, 110715.

35 respons untuk ‘Menjaga Ibu

  1. adhyasahib berkata:

    alhamdulillah ibu sudah keluar dari RS ya, semoga ibu nya cepat pulih ya dan bisa beraktifitas seperti biasa. keluarga besar juga ya, makanya rame, kalo lebaran pas ngumpul pasti rame banget 🙂

    Disukai oleh 1 orang

  2. kayka berkata:

    alhamdulliah ibunya udah keluar dari rumah sakit ya za. rame yag datang jadi cepat sembuhnya juga ya, vanya yang doain…

    perempuan memang begitu za suka gak dirasa-rasain, tau-tau collaps.

    salam
    /kayka

    Suka

  3. Gara berkata:

    Semoga ibumu cepat sembuh ya, Umami, kalau sudah masuk rumah sakit dan diopname agaknya bukan penyakit yang bisa disepelekan. Tapi syukurlah sekarang sudah kembali ke rumah dan ceria seperti dulu, mungkin melihatmu yang tumben pulang juga jadi obatnya yang paling manjur :hehe. Semoga ibumu sehat senantiasa yak :)).

    Iya, fix lah itu dirimu jarang pulang makanya banyak perkembangan kampung yang tak kau ketahui, seperti keponakan yang “tiba-tiba” sudah lancar bicara padahal pas terakhir bertemu, jalan saja belum bisa :hehe.

    Suka

Tinggalkan Balasan ke Puji Batalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.