Review Film ‘Supernova’

141527028383786_300x430

image taken from 21cineplex.com

Film ini saya tonton sebagai pelarian dari kuliah Biokimia (haha, nakal). Saya pergi bersama 4 teman seangkatan saya yang memang mereka sudah tidak ada kuliah (sementara saya harusnya kuliah dengan angkatan bawah *eh ketahuan make up*). Yang ini jangan ditiru ya adek-adek. Saran saya kalau mau nonton mending malem, sesuaikan dengan jadwal yang paling nyaman dan terutama prioritaskan yang utama (jadi bijak).

Kami nonton jam 13.00 di bioskop XXI The Park Mall Solo Baru. Harga tiket untuk hari itu 15rb (murah banget). Layarnya sangat lebar, tempat duduk nyaman, tidak ada mbak-mbak jualan popcorn yang nyelonong sebelum film diputar. Tempat duduk alhamdulillah di barisan E, meskipun favorit saya di F.

Film Tayang: 11 Desember 2014
Genre: Drama
Produksi: Soraya Intercine Films
Produser: Ram Soraya, Sunil Soraya
Sutradara: Rizal Mantovani
Durasi: 136 minutes
Rating: R
Para Pemain: Raline Shah, Herjunot Ali, Paula Verhoeven, Fedi Nuril, Hamish Daud, Arifin Putra.

Oh iya, sekadar informasi dari saya pribadi, kalau misal saya kasih reviewnya telat alias film udah keluar sebagai BluRay, baca saja review saya ini sebagai pertimbangan sebelum download filmya (tetep maksa).

Saya kasih sinopsis singkatnya. Film ini diawali dengan pertemuan Reuben (Hamish Daud) dan Dimas (Arifin Putra). Keduanya mahasiswa Indonesia yang tengah menempuh pendidikan di Washington DC. Setelah melewati kebersamaan yang ‘intim’, –dalam film ini keduanya memerankan karakter gay, yah, mereka pacaran– mereka sepakat untuk menulis sebuah kisah roman sains bersama yang harapannya dapat menggerakkan hati banyak orang. Cerita inilah yang kemudian menjadi fokus dari film Supernova.

Dalam cerita itu, tokoh utamanya adalah Rana (Raline Shah) dan Fere (Herjunot Ali). Singkat cerita, keduanya saling jatuh cinta dalam hubungan perselingkuhan. Rana merupakan wanita yang bimbang dengan hubungannya dengan suaminya, Arwin (Fedi Nuril). Dari awal menikah, ia tak pernah mencintai suaminya sendiri. Karena itulah ia selalu mencegah dirinya supaya tak memiliki anak dari Arwin. Lalu muncullah sosok Fere yang baginya amat ideal sebagai lelaki simpanannya. Film ini menggambarkan sebuah perselingkuhan yang rumit, penonton seolah dipaksa untuk mendukung perselingkuhan tersebut. Saya sendiri bahkan rela melihat Rana berhubungan dengan Fere dibanding dengan Arwin. Yah, walaupun tetep kasihan juga melihat Fedi Nuril (Arwin), seakan dia lelaki yang lemah dan bodoh.

Sinopsisnya belum selesai, tapi jujur dari awal saya sudah bingung dengan kosakata aneh-aneh, seperti paradoks, pseudo, turbulensi, dan macam-macam, yang dalam film ini diucapkan dengan enteng seolah semua orang paham dengan istilah itu. Sepenangkap saya, film ini hendak menyampaikan pada kita untuk jujur terhadap perasaan.

raline

Raline Shah – image taken from kapanlagi.com

Herjunot Ali memerankan tokoh Fere dengan apik. Sangat pas. Begitu juga dengan Raline Shah. Saya kagum betapa cantiknya orang ini (hehe, lagi-lagi). Fedi Nuril juga memerankan tokoh dengan bagus. Namun, Arifin Putra dan Hamish Daud, buat saya belum meperlihatkan keterkaitan yang intim sebagai sepasang kekasih. Paula Verhoeven yang berperan sebagai Diva juga cukup anggun untuk menjalankan peran protagonis dan misterius.

Film ini saya rekomendasikan buat kamu yang doyan berpikir layaknya filsuf cinta. Go XXI!

 

5 respons untuk ‘Review Film ‘Supernova’

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.