Review Film Assalamualaikum Beijing

image taken from 21cineplex

image taken from 21cineplex

Bintang: 2/5.

Saya menonton film ini gara-gara tahu ada Revalina yang main sebagai tokoh utama. Jangan dikira konyol. Tapi saya bukan odipus mengingat jarak antara umur saya dengan dia kayaknya 8 tahun.

Singkat saja sinopsisnya, film ini bercerita tentang Asmara (Revalina S. Temat) yang bertemu calon suaminya, Zhongwen (Morgan Oey) di Beijing, China. Zhongwen adalah seorang atheis yang menyukai Asmara, sementara Asmara sendiri adalah cewek agamis yang berhijab. Di akhir cerita, mereka akhirnya berhasil menikah, dengan kondisi Asmara yang sakit (berujung bisu), namun mereka tetap saling mencintai.

Mari saya review. Saya beri bintang 2 dari 5. Mungkin terlihat sangat kejam. Tapi begitulah standar saya.

Pembukaan, judul yang muncul kurang menarik, font-nya sangat amat sederhana sekali (bagi sebagian orang mungkin tidak masalah, bagi saya, masalah. Kesan pertama sangat menentukan).

Akting Revalina sangat bagus, saya suka. Dia tipikal artis yang pinter nangis. Entah bagaimana tekniknya, tidak ada cut, dan saya percaya itu benar-benar air mata yang mengalir (atau barangkali tumpah). Salut. Dia juga kelihatan cantik dengan hijab-hijab yang dipakainya, meski kami (penonton) harus sering-sering membaca merk hijab yang dia pakai. Oh iklan di mana-mana. Yang tidak saya tahu adalah ketika Revalina jatuh sakit, bibirnya merot-merot gitu, dan di film itu sepertinya (kalau saya perhatikan) tidak ada penjelasan kenapa syndrom yang dia derita bisa menyebabkan merot-merot. Untuk lumpuh, buta, atau bisu masih bisa diterima lantaran ada penjelasannya.

Morgan, yang tidak saya duga ternyata bisa akting bagus. Salut. Cuma aksen bahasa Indonesianya seharusnya tidak terlalu mencolok, padahal ia harusnya adalah orang China asli. Yah, walaupun dia sudah bisa bahasa Indonesia lancara, tetap saja pengucapannya harus berbeda dengan Indonesia pribumi. Englishnya juga terlalu Indonesia. Mungkin sulit bagi dia, tapi saya percaya dia bisa (ealah). Ngomong-ngomong saya suka aksen Indonesia guide cewek yang pertama kali memandu Revalina. Seharusnya seperti itu. Bagus.

Pemeran yang lain, Desta sebagai Ridwan suaminya Sekar (Laudya Cynthia Bella), Ibnu Jamil sebagai Dewa (mantan Asmara), serta istri Dewa: Anita (Cynthia Ramlan). (Btw, adiknya Olla Ramlan cakep banget, mulus. Ha ha)

Semua aktingnya bagus. Desta cukup menghibur dengan gaya komedinya. Bella saya suka. Dia cantik waktu pakai hijab. Pipinya, entah gimana, sepertinya empuk. Waktu nangis malah menghibur, lucu. Sementara Ibnu Jamil, sang presenter sepak bola mantap. Adiknya Olla Ramlan, apalagi, keren.

Yang membuat nilai film ini turun adalah jumlah artis yang terlibat. Saya lihat credits title-nya sangat singkat. Dan cara shoot setting luar negeri kurang berani. Bagi saya, masih ada kesan model-model liputan Jazirah Islam (program Ramadannya trans7). Pasti akan lebih oke jika benar-benar melibatkan figuran asing sehingga akan terlihat natural, dan tidak seperti liputan jalan-jalan.

Film ini banyak adegan nangisnya. Kebanyakan cewek yang nonton nangis. Alhamdulillah saya enggak. Saya cuma berpikir bagaimana isi novel Asma Nadia (penulis novel film ini) yang sebenarnya, apakah beda atau malah sama persis dengan yang di film. Cewek yang butuh motivasi cinta karena jodohnya enggak kunjung cocok, tontonlah film ini.

4 respons untuk ‘Review Film Assalamualaikum Beijing

Tinggalkan Balasan ke rizzaumami Batalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.